Komika Soleh Solihun Tanggapi Pemotongan Gaji Karyawan untuk Dana Tapera
Pemerintah Indonesia baru-baru ini menerbitkan aturan iuran dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang memotong 3 persen dari gaji pekerja setiap bulannya. Namun, kebijakan yang telah berlaku sejak 20 Mei 2024 ini telah menimbulkan berbagai tanggapan, termasuk dari komika terkenal, Soleh Solihun.
Melalui akun media sosialnya, memberikan tanggapan terhadap skema pemotongan gaji untuk Tapera. Ia membayangkan seorang pekerja dengan gaji Rp10 juta per bulan.
Dengan pemotongan sebesar 3 persen per bulan, yang setara dengan Rp300.000, pekerja tersebut akan membutuhkan waktu hampir 100 tahun untuk mengumpulkan uang sebanyak Rp360 juta.
kalo gaji 10 juta per bulan
dipotong tapera 3% = 300 ribu/bulan
1 tahun = 3,6 juta.100 tahun menabung akhirnya bisa deh dapet rumah yang harganya 360 juta.
ngitungnya gitu gak sih?
— SOLEH SOLIHUN (@solehsolihun) May 28, 2024
“kalo gaji 10 juta per bulan. dipotong tapera 3% = 300 ribu/bulan. 1 tahun = 3,6 juta,” cuit Soleh.
“100 tahun menabung akhirnya bisa deh dapet rumah yang harganya 360 juta. Ngitungnya gitu gak sih?” tambah Soleh.
Cuitan Soleh ini mendapat banyak respon dari netizen. Mereka membayangkan jika pekerja dengan gaji Rp10 juta butuh waktu 100 tahun, bagaimana dengan pekerja yang hanya mendapat upah di bawah Rp10 juta? Butuh berapa lama gaji mereka dipotong untuk Tapera.
Namun, ada juga warganet yang menuliskan cuitan Soleh itu keliru. Akun itu menjelaskan perihal instrumen investasi.
“Nggak… ada yang namanya instrumen investasi. Sama kayak dana haji. Diinvestasikan ke SUN atau obligasi lain yang relatif aman. return 5-6% pertahun. Bahkan lebih. Kemudian, karena bersifat jangka panjang, ada efek compound interest (bunga berbunga),” jelas akun tersebut.
Peraturan Pemotongan Gaji untuk Tapera ini merupakan bagian dari Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang ditetapkan pada 20 Mei 2024.
Meski demikian, tanggapan Soleh Solihun dan berbagai pihak lainnya menunjukkan bahwa masih ada banyak pertanyaan dan kekhawatiran yang perlu dijawab terkait implementasi dan dampak dari aturan ini. Diskusi ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat, khususnya pekerja dengan berbagai tingkat penghasilan.
Tinggalkan Balasan