RAGAMCERITA.COM – Samanta Elsener, adik dari presenter dan aktor Darius Sinathrya, tengah menjadi sorotan publik usai memutuskan memeluk agama Islam. Keputusan tersebut ia ambil setelah menjalani perjalanan spiritual panjang yang dimulai sejak masa remaja.

Dikenal sebagai seorang psikolog, Samanta secara terbuka membagikan kisahnya dalam sebuah wawancara bersama kanal Ngaji Roso yang dikutip pada Rabu (4/6/2025). Ia mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada Islam telah tumbuh sejak duduk di bangku SMA.

“SMA aku tidak sekolah di sekolah Katolik lagi, aku di sekolah negeri. Papaku maunya biar aku belajar kehidupan,” ujarnya.

Lingkungan baru di sekolah negeri membuat Samanta lebih dekat dengan kehidupan teman-temannya yang Muslim. Ia sering berada di masjid dan merasakan ketenangan yang mendalam.

“Di SMA itu ada masjid, aku suka ikut temanku. Mereka salat, aku tiduran. ‘Kok masjid adem ya,’” tuturnya.

Rasa damai itu terus ia rasakan hingga masa kuliah. Saat tinggal di kos dekat kampus, Samanta kerap melewati sebuah masjid kecil yang memberinya perasaan terpanggil.

“Saat aku bolak-balik kos ke kampus, aku ngelewatin masjid kecil ini. Dia memanggil,” tambahnya.

Perjalanan Pencarian Spiritual

Sebelum mantap memeluk Islam, Samanta mengaku sempat mempertanyakan ajaran dalam agama sebelumnya, Katolik. Ia mengisahkan pengalaman saat masih duduk di bangku SMP, di mana pertanyaannya tentang keimanan justru mendapat respons negatif.

“Dulu pas SMP aku pernah tanya ke guru agamaku ‘Katanya Yesus itu nabi, tapi kenapa dipanggil Tuhan Yesus?’ Aku malah dimarahi, katanya ‘Kamu nggak punya iman’,” kenangnya.

Pencariannya pun berlanjut. Samanta mempelajari berbagai ajaran agama seperti Hindu, Buddha, dan Protestan. Namun, ketenangan yang ia cari justru ia temukan dalam Islam.

“Salah satu temanku bilang ‘Manta coba kamu ketika sendirian paling nyaman gimana’. Nah, Islam ini yang terakhir dan paling membuatku tenang,” ujarnya.

Mualaf Setelah Nazar Terkabul

Keyakinan Samanta pada Islam semakin menguat setelah sebuah nazar yang ia panjatkan terkabul, meskipun doa tersebut tidak ia tujukan untuk dirinya sendiri.

“Aku nazarnya tidak mendoakan diriku, tapi orang lain dan itu tercapai. Nazarnya itu dikabulkan sama Allah. Jadi ya udah, berarti ini jalannya. Jadi ya udah deh (mualaf),” pungkasnya.

Keputusan Samanta untuk menjadi mualaf mendapatkan banyak simpati dan dukungan dari publik. Kisahnya menjadi salah satu contoh perjalanan spiritual yang penuh perenungan dan pencarian makna hidup.