Volkswagen, salah satu produsen otomotif terbesar dunia, dikabarkan bakal menutup pabrik mereka yang berada di Jerman. Alasan utama dibalik keputusan karena mereka mulai kalah saing daripada pabrikan pendatang baru.

Sebelumnya, VW mengumumkan bahwa mereka sedang berada di kondisi genting. Saking seriusnya, mereka bahkan terancam harus menutup pabrik untuk yang pertama kali seusai berdirinya pabrik tersebut sejak 87 tahun lalu.

Oliver Blume selaku CEO VW Group mengatakan jika pertimbangan tersebut tidak bisa dikesampingkan.

Sebelumnya VW sendiri diketahui telah mempertimbangkan beberapa tindakan, salah satunya yakni melakukan pemangkasan biaya hingga 10 miliar euro atau setara Rp 230 triliun.

Mereka juga mulai kehilangan pasar terbesarnya, China. Bahkan di paruh pertama 2024 perusahaan ini mengalami kemunduran dalam jumlah pengiriman unit ke China sebesar 7%.

Saat ini Volkswagen pun harus melakukan usaha ekstra terkait adanya transisi menuju kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) yang lambar dan konsumen di Eropa pun memiliki minat rendah atas pabrikan ini.

Selain pertimbangan pemotongan biaya, VW juga melakukan PHK besar-besaran.

Diketahui, saat ini VW memiliki hampir 683 ribu pekerja yang tersebar di seluruh dunia, sebanyak 295 ribu diantaranya berada di Jerman.

Dengan rencana penutupan sejumlah pabrik dan mengakhiri kontrak tersebut, maka mereka tampaknya bisa berhemat uang hingga 10 miliar euro atau Rp172 triliun.

Melihat hal ini, serikat pekerja di VW pun sudah jelas mengambil sikap penolakan atas pemangkasan itu.