TNGR Tutup Jalur Rinjani Usai Tiga Turis Asing Terjatuh, Belum Genap Sebulan dari Tragedi Marins
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
Penutupan ini dilakukan menyusul tiga insiden kecelakaan yang menimpa turis asing dalam waktu kurang dari sebulan, menyusul tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter pada 21 Juni 2025.
Insiden terbaru terjadi pada Kamis (17/7), ketika Sarah Tamar van Hulten, turis asal Belanda, terjatuh saat menuruni jalur ekstrem menuju danau.
Ia mengalami cedera leher dan dievakuasi menggunakan helikopter ke Bali berkat asuransi pribadi yang dimilikinya.
Sehari sebelumnya, pendaki asal Swiss berinisial BE juga terpeleset di jalur bebatuan sebelum jembatan pertama menuju basecamp Segara Anak.
Ia mengalami patah tulang dan lebam di wajah, dan juga dievakuasi dengan helikopter.
Sebelumnya, pada 27 Juni, pendaki asal Malaysia berinisial NAH mengalami cedera kaki setelah terpeleset di jalur yang sama.
Meski hanya mengalami luka ringan, insiden tersebut menambah daftar panjang kecelakaan di jalur ekstrem Pelawangan Sembalun.
Kepala TNGR, Yarman, menyebut jalur tersebut sangat berbahaya jika tidak dilalui dengan hati-hati.
“Kami lihat beberapa kejadian banyak terjadi di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Kami lihat dalam waktu dekat, mungkin besok kami mulai bekerja untuk menghindari kecelakaan berikutnya,” kata Kepala TNGR, Yarman, Kamis (17/7/2025).
Lihat postingan ini di Instagram
Meski jalur ke Danau Segara Anak ditutup, pendaki yang telah memiliki tiket tetap diizinkan menuju puncak Rinjani. Namun, aplikasi eRinjani ditangguhkan untuk pendaftaran baru hingga waktu yang belum ditentukan.
Penutupan ini menjadi langkah preventif TNGR dalam menjaga keselamatan wisatawan.
Dengan medan yang menantang dan jumlah pendaki yang terus meningkat, pengelolaan jalur pendakian Rinjani kini menjadi perhatian serius.