Avatar: The Last Airbender, serial animasi Amerika yang diproduksi oleh Nickelodeon, telah memikat penonton di seluruh dunia dengan cerita dan karakternya yang kuat. Namun, apa yang sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang cukup adalah musik latar atau soundtrack yang memainkan peran penting dalam membentuk suasana dan emosi dalam serial ini.

Namun siapa sangka kalau salah satu soundtrack yang terdapat pada serial animasi itu terinspirasi dari budaya Indonesia yakni tari kecak dari Bali.

Komposer musik Avatar The Last Airbender, Jeremy Zuckerman mengatakan, musik pada bagian end credit setiap episode terinspirasi dari tari kecak di Bali, Indonesia.

“Pada kredit akhir terinspirasi dari suara Tari Kecak Indonesia. Dengan suara cak cak cak seperti itu lalu di-overlay dan disesuaikan lagi,” kata dia, dilansir dari wawancaranya dalam saluran YouTube Avatar The Last Airbender.

Dia juga mengatakan, hasil suara Tari Kecak yang telah disesuaikan itu menghasilkan hal yang menakjubkan.

Penciptaan soundtrack Avatar adalah contoh luar biasa tentang bagaimana musik dapat digunakan untuk mencerminkan dan memperkaya dunia yang dibangun dalam sebuah karya seni. Dengan menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi musik, termasuk Tari Kecak, komposer berhasil menciptakan suara yang unik dan berkesan yang sejalan dengan tema dan estetika Avatar.

Pada akhirnya, pengaruh Tari Kecak dalam soundtrack Avatar adalah pengingat tentang bagaimana seni dapat melintasi batas-batas budaya dan geografis. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya untuk menghargai dan memahami budaya lain, karena mereka dapat memberikan inspirasi dan kedalaman baru dalam karya seni kita sendiri.