Sebanyak 288 artefak bersejarah milik Indonesia yang sebelumnya berada di Belanda akan segera dikembalikan Belanda ke Indonesia.

Nantinya, artefak-artefak ini bakal dipamerkan untuk publik bertepatan pada pameran pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia pada 15 Oktober 2024.

Beragam artefak yang direpatriasi ini pada dasarnya merupakan koleksi Perang Puputan Badung yang diambil oleh Belanda di Bali pada tahun 1906.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menjelaskan pihaknya telah mengusahakan repatriasi sejak 2017 lalu sebagai upaya pemulihan dan pelestarian identitas nasional.

“Pengembalian ini adalah bagian dari agenda repatriasi yang telah disetujui melalui nota kesepahaman atau (MoU) yang ditandatangani oleh kedua negara (Indonesia dan Belanda) pada tahun 2017,” ujar Farid.

Kesepakatan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Egbert Willem Bruins di Wereldmuseum, Amsterdam. Selama prosesnya Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas juga hadir mendampingi.

Pemerintah Belanda dan Indonesia juga melakukan kerja sama intensif lanjutan. Salah satunya adalah studi provenans untuk meneliti sumber atau asal-usul kepemilikan temuan arkeologi.

Studi ini akan dilakukan mendalam agar keaslian dan asal-usul artefak bisa dipastikan dengan benar.

Pameran artefak ini akan berlangsung di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Publik dapat mengunjungi pameran ini mulai 15 Oktober 2024.

Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa.

Selain itu, pengembalian artefak ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda.

Kedua negara berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam bidang budaya dan pendidikan di masa mendatang.