Pemerintah Indonesia menghimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi nasi sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor beras.

Hal ini disampaikan Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, bahwa berdasarkan data Badan Pusat Satistik (BPS), tercatat total pangan yang terbuang sekitar 30 persen.

Angka ini setara dengan pemenuhan pangan kepada 60-125 juta rakyat Indonesia. Sehingga menurutnya salah satu cara untuk mengurangi impor beras adalah dengan menggencarkan program stop pangan.

“Sehingga kalau kita berhemat, boros pangan ini (dikurangi) misalnya 20 persen dari 30 persen yang terbuang, insyaallah beras kebutuhan nasional 31 juta ton (cukup),” ujar Sarwo, dikutip Ragamcerita.com, Kamis (1/8).

Sarwo juga mengatakan, apabila masyarakat bisa berhemat 20 persen dari total yang teruang, maka Indonesia mampu berhemat hingga 6 juta ton beras.

Diketahui, impor beras Indonesia pada periode Januari-Mei 2024 mengalami kenaikan sebesar 165,27 persen berdasarkan data BPS.

Oleh karena itu, Sarwo mengatakan pihaknya terus mendorong masyarakat untuk menghemat pangan. Jika semuanya kompak, maka Pemerintah Indonesia bisa menghentikan impor beras.

Pemerintah berharap langkah ini bisa menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras. Edukasi dan kampanye pola makan sehat dan beragam akan terus digalakkan untuk mencapai tujuan ini.