Gajah sebuku Kalimantan, salah satu spesies yang hampir punah, kembali menjadi sorotan setelah ditemukan keberadaannya di Desa Naputi, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Kembalinya spesies ini menjadi pertanda positif bagi ekosistem hutan Kalimantan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan kelestarian mereka di masa depan.

Gajah Sebuku Kalimantan, diketahui memiliki populasi sangat kecil dan masuk dalam daftar merah Internasional Union for The Conversation of Nature (IUCN).

Spesies tersebut kembali muncul setelah selama kueang lebih sebelas tahun menghilang.

Menurut Ketua Umum Gappeta Borneo Kabupaten Nunukan, Alfred, titik tersebut tepatnya di Sungai Agison dan Sungai Sibuda yang merupakan hulu dari Sungai Sebuku.

“Menurut informasi warga sekitar, sejak tahun 1990-an, lintasan ini sering dilewati oleh gajah yang dibuktikan dengan adanya jejak-jejak tapak kaki, gesekan pada pohon dan boli (kotoran) gajah yang ditinggalkan,” ujarnya, Senin (29/7/2024).

Namun, wujud dari gajah tersebut baru dapat didokumentasi pada tahun 2004 di lintasan yang sama.

Kemudian muncul lagi di Sungai Tulid, Desa Sekikilan pada tahun 2012, didokumentasikan oleh seorang romo.

”Selanjutnya, pada tahun 2023, gajah tersebut kembali kita temukan di hulu Sungai Sibuda dengan mengunakan camera trap,” ungkap Alfred.

Gajah Sebuku sendiri memiliki ciri khas telinga yang robek pada salah satu dari lima ekor gajah jantan yang terpantau kamera dari remaja hingga dewasa.

Populasinya di alam liar kini hanya sekitar 13-20 ekor dari hasil penelitian menggunakan metode survei okupansi dan dung count (menghitung kotoran) gajah, yang dilakukan dari tahun 2017-2019.

Salah satu penyebab berkurangnya populasi hajah terkecil di dunia ini akibat kerusakan lingkungan yang menjadi habitat gajah tersebut.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, kembalinya gajah Kalimantan ke habitat aslinya memberikan secercah harapan. Upaya konservasi yang terus dilakukan memberikan peluang bagi spesies ini untuk bertahan dan berkembang biak. Namun, kerja sama yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan hidup gajah Kalimantan di masa depan.

Kelestarian gajah Kalimantan bukan hanya penting bagi keseimbangan alam di Kalimantan, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan dalam menjaga kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.