Harimau Jawa, atau Panthera tigris sondaica, telah dinyatakan punah sejak tahun 2003. Hewan ini terakhir kali terlihat pada tahun 1976 di Gunung Betiri, Jawa Timur. Namun, penemuan baru-baru ini oleh peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menimbulkan pertanyaan: Apakah Harimau Jawa benar-benar punah?

Pada tahun 2019, tim peneliti BRIN menemukan sehelai rambut yang diduga milik Harimau Jawa. Rambut tersebut ditemukan di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rambut tersebut memiliki DNA yang dekat dengan spesimen Harimau Jawa.

Penemuan ini tentu saja mengejutkan, mengingat Harimau Jawa telah dinyatakan punah selama lebih dari empat dekade. Harimau Jawa punah karena adanya terlalu banyak manusia yang tinggal di Pulau Jawa pada awal abad ke-20. Keberadaan manusia menghilangkan hutan habitat asli harimau menjadi perkebunan. Tak hanya itu, harimau jawa juga punah akibat adanya perburuan, keracunan, dan penggundulan hutan.

Namun, penemuan rambut Harimau Jawa ini membuka kemungkinan bahwa spesies ini mungkin masih ada. Tim peneliti BRIN, yang dipimpin oleh Wirdateti, melakukan serangkaian analisis DNA komprehensif. Hasilnya, sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa.

Penemuan ini tentu saja menimbulkan harapan baru. Jika benar Harimau Jawa masih ada, ini akan menjadi kabar baik bagi dunia konservasi. Namun, penemuan ini juga menimbulkan tantangan baru. Jika Harimau Jawa masih ada, bagaimana kita bisa melindungi spesies ini dari ancaman yang sama yang menyebabkan mereka punah?

Untuk saat ini, peneliti BRIN masih melakukan observasi lebih lanjut untuk membuktikan keberadaan Harimau Jawa3. Semoga saja, Harimau Jawa masih ada dan bisa diselamatkan dari kepunahan.