Pada Senin, 8 April 2024, dunia disuguhi fenomena Gerhana Matahari Total. Fenomena ini akan terlihat di Amerika bagian utara yaitu, Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

Tidak hanya membawa keindahan, tetapi fenomena yang jarang terjadi ini juga misteri dan kekhawatiran.

Ledakan Matahari

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa selama gerhana berlangsung, akan terlihat ledakan-ledakan di Matahari.

Ledakan ini terjadi akibat aktivitas internal di Matahari itu sendiri. Para ahli atmosfer di seluruh dunia belum mengetahui secara pasti penyebabnya, tetapi kemungkinan besar melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir di dalam Matahari.

Dampak ke Bumi

Pengaruh ledakan-ledakan di Matahari terhadap Bumi, tergantung besar kekuatan ledakannya. Utamanya dampaknya bagi bumi yakni pada kemagnetan bumi atau berupa badai magnet bumi (Geomagnetic Storm).

Hal ini terjadi karena ledakan di permukaan matahari (korona) tersebut melontarkan plasma besar yang berisikan partikel bermuatan (angin matahari) beserta medan magnet berkecepatan tinggi yang menjalar hingga ke magnetosfer bumi.

Peristiwa lontaran massa korona itu sering disebut sebagai coronal mass ejection (CME). Ketika CME menghantam medan magnet di sekitar Bumi, lontaran partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer Bumi ke arah garis Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Magnetosfer Bumi adalah lapisan perisai Bumi yang melindungi Bumi dari pengaruh radiasi partikel bermuatan berkecepatan tinggi yang dilontarkan dari Matahari.

Lapisan ini berbentuk seperti lingkaran dengan titik terkuatnya berada pada daerah lintang rendah (dekat equator Bumi). Sehingga, dampak gangguan badai magnet Bumi paling besar dirasakan pada daerah lintang tinggi. Sedangkan daerah lintang rendah seperti Indonesia akan relatif aman.