Film Jurnal Risa Usung Genre Mockumentary, Berikut Pengertiannya
Mockumentary adalah genre film yang menggabungkan elemen fiksi dan dokumenter dengan penyajian seolah-olah nonfiksi atau gaya dokumenter.
Biasanya, point of view dari film mockumentary adalah kamera. Sehingga, seakan-akan kita sedang menonton footage dari sebuah rekaman.
Kata “mockumentary” berasal dari gabungan “mock” (mencela) dan “documentary” (dokumenter). Sehingga, dapat diartikan film mockumentary adalah dokumenter yang menyajikan satir atau olok-olok.
Ciri khas mockumentary adalah penekanan pada humor atau satire, meskipun tidak semua film mockumentary bersifat komedi. Genre ini memungkinkan pembuat film untuk mengeksplorasi berbagai tema dengan cara yang unik dan kreatif.
Teknik pengambilan gambar yang realistis dan pendekatan naratif yang seolah-olah non-fiksi membuat penonton lebih terlibat dan terkadang bingung antara kenyataan dan fiksi.
Salah satu contoh terkenal dari genre mockumentary adalah “This Is Spinal Tap” (1984). Film ini mengisahkan perjalanan band rock fiktif bernama Spinal Tap, yang menggambarkan kehidupan band rock dengan humor satir.
Film ini dianggap sebagai salah satu pionir dalam genre mockumentary dan menjadi inspirasi bagi banyak film dan serial televisi lainnya.
Contoh lainnya adalah “Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan” (2006), yang dibintangi oleh Sacha Baron Cohen.
Dalam film ini, Cohen berperan sebagai Borat, seorang jurnalis dari Kazakhstan yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Film ini menggunakan gaya dokumenter untuk mengeksplorasi berbagai aspek budaya Amerika dengan humor yang tajam dan provokatif.
Di Indonesia, salah satu contoh mockumentary adalah “Jurnal Risa“, yang diadaptasi dari kanal YouTube Risa Saraswati. Film ini menggabungkan elemen horor dan dokumenter untuk menceritakan pengalaman mistis Risa dan timnya.
Genre mockumentary terus berkembang dan menawarkan cara yang menarik untuk mengeksplorasi berbagai tema dan cerita.
Keunikan genre ini terletak pada kemampuannya untuk membuat penonton mempertanyakan batas antara kenyataan dan fiksi, sambil tetap menghibur dan memberikan wawasan baru.
Tinggalkan Balasan