Film ‘A Business Proposal’ Sepi Penonton di Hari Pertama Tayang, Produser Buka Suara
Film “A Business Proposal” yang merupakan adaptasi dari drama Korea populer dengan judul yang sama, mengalami pembukaan yang mengecewakan di bioskop Indonesia.
Pada hari pertama penayangannya, film ini hanya mampu menarik 6.900 penonton, dengan tingkat okupansi hanya 3,43% dari total 1.270 pertunjukan.
Data dari Cinepoint menunjukkan bahwa film ini jauh tertinggal dibandingkan film-film lain yang dirilis bersamaan. Bahkan, film “Petaka Gunung Gede” berhasil meraih lebih dari 148.000 penonton di hari pertama.
Selain jumlah penonton yang rendah, film ini juga mendapat rating buruk di IMDb, hanya 2/10.
Salah satu faktor yang diduga memengaruhi rendahnya jumlah penonton adalah seruan boikot terhadap film ini.
Abidzar Al-Ghifari, pemeran utama dalam film ini, sempat mengungkapkan bahwa dirinya tidak menonton versi asli drama Korea “A Business Proposal” karena ingin membangun karakternya sendiri.
Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan penggemar drama aslinya, sehingga muncul seruan boikot di media sosial.
Meskipun Abidzar dan rumah produksi Falcon Pictures telah menyampaikan permintaan maaf, tampaknya dampak negatif dari kontroversi ini tetap terasa.
Selain itu, banyak penonton merasa bahwa eksekusi film versi Indonesia kurang memuaskan dan alur cerita terasa dipaksakan.
Produser Falcon Pictures, Frederica, mengakui bahwa tidak ada strategi khusus untuk meningkatkan jumlah penonton setelah kontroversi tersebut. “Jalani aja, jalani aja,” ujar Frederica santai.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan segala upaya promosi maksimal sebelum perilisan film tersebut.