Partai sayap kiri berhasil memenangkan pemilihan tahap dua pemilu di Prancis. Pengakuan atas kedaulatan Palestina menjadi salah satu janji pertama yang diucapkan politikus sayap kiri.

Dilansir dari media Prancis Le Monde, aliansi sayap kiri New Popular Front (NFP) berhasil memenangkan 182 kursi sementara di posisi kedua ada aliansi tengah Presiden Emmanuel Macron, yang mendapat 168 kursi.

“Kita akan memiliki Perdana Menteri dari New Popular Front”, ujar Jean-Luc Mélenchon, pemimpin sayap kiri Prancis, memposting di X pada Senin (8/7/2924).

“Kami akan dapat memutuskan banyak hal melalui keputusan,” lanjutnya.

“Di tingkat internasional, kita harus setuju untuk mengakui Negara Palestina. Kita akan memiliki Perdana Menteri dari New Popular Front.” tandasnya.

Sementara itu, masyarakat Prancis turun ke jalan pada Minggu malam, 7 Juli 2024, untuk merayakan prediksi kemenangan koalisi sayap kiri Front Populer Baru.

Hasil cepat pemilu legislatif menunjukkan bahwa Front Populer Baru memenangkan kursi terbanyak dalam putaran kedua pemilu.

Meskipun tidak mencapai mayoritas mutlak di parlemen, kemenangan ini menempatkan mereka di jalur tak terduga mengalahkan partai nasionalis sayap kanan Barisan Nasional (RN) yang dipimpin oleh Marine Le Pen.

Jean-Luc Melenchon, pemimpin sayap kiri tengah, menegaskan bahwa presiden mengalami “kekalahan yang keras dan tak terbantahkan” dan harus disalahkan atas keputusan mengejutkan untuk membubarkan parlemen, tetapi menghentikan sayap kanan adalah prioritasnya.

Selain itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Prancis tidak menganggap tabu untuk mengakui negara Palestina. Pengakuan ini akan dilakukan pada saat yang tepat.